Cilacap, Kompas.com – Sejumlah perusahaan pemasok batu bara mengancam akan menghentikan pasokan ke Pembangkit Listrik Tenaga Uap Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah, menyusul kian maraknya pencurian batu bara di alur pelayaran daerah itu. Setiap tongkang bermuatan 8.000 ton batu bara setidaknya defisit antara 100 ton dan 150 ton saat memasuki alur pelayaran Cilacap karena dicuri oleh sejumlah orang dengan menggunakan perahu.
Manajer Teknik PLTU Cilacap Sutikno, Senin (7/9), mengatakan, PT Kedeco, PT Adaro, dan beberapa pemasok batu bara lainnya sudah melayangkan surat ancaman akan menghentikan pasokan dalam waktu dekat jika pencurian batu bara di alur pelayaran Cilacap tak dapat dikendalikan. ”Ancaman ini sangat berbahaya karena PLTU bisa berhenti beroperasi kalau tak ada batu bara,” katanya.
Sekitar dua tahun lalu, ungkap Sutikno, pencurian batu bara untuk PLTU juga pernah marak terjadi di Pelabuhan Tanjung Intan dan di sepanjang perjalanan dari pelabuhan itu ke PLTU Cilacap. Pencurian dapat segera tertangani karena sejak itu pendaratan batu bara dipindahkan dari Pelabuhan Tanjung Intan ke Dermaga untuk Kebutuhan Sendiri (DUKS) PLTU Cilacap.
Namun, penanganan itu tak bertahan lama karena pencurian batu bara malah berpindah ke sepanjang alur pelayaran sebelum memasuki DUKS PLTU. Satu kapal tongkang bisa dikepung lebih dari 20 pencuri, yang menumpangi 10-15 perahu jukung yang memiliki kapasitas angkut 2-3 tiga ton per perahu.
Menurut Kepala Kesatuan Penjagaan Laut dan Pantai, Administratur Pelayaran Cilacap, Aher Priyatno, dengan dana yang terbatas, cukup sulit mengatasi pencurian batu bara. Dalam waktu dekat, pihaknya bersama PLTU Cilacap dan perwakilan perusahaan pemasok batu bara akan mengadakan rapat.
Aher mengatakan, dalam rapat itu, pihaknya akan meminta bantuan dana operasional kepada pengusaha pemasok batu bara sebagai pihak yang dirugikan untuk membeli bahan bakar kapal.
”Biaya untuk bahan bakar kapal tidak sedikit. Kami butuh dibantu untuk itu,” katanya.
(mdn)
Tinggalkan Balasan